Counter Pengunjung

Jumat, 17 April 2015

SEJARAH NUSA TENGGARA TIMUR Nusa Tenggara Timur sebelum 20 – 12 -1958Nama Daerah Nusa Tenggara semula adalah nama pulau-pulau Sunda Kecil ( Kleine Sunda Eilanden) yang meliputi pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, Timor dan pulau-pulau lainnya termasuk Rote, Sawu dan Alor. Pada tahun 1954 dengan UU Darurat No. 9 Tahun 1954 nama Sunda Kecil diganti dengan nama Nusa Tenggara. Nama ini diberikan oleh Menteri P dan K RI Prof. Mr. Moh Yamin (alm). Nama ini untuk pertama kali dicetuskan di Kupang Tahun 1953. Nusa Tenggara Timur pada masa Pemerintahan Hindia Belanda 1904 – 1945Untuk melaksanakan Pemerintahan di Nusa Tenggara Timur Belanda berpegang pada Self Bestuur Regelen tahun 1903, 1919, 1927, dan 1938 yang tercantum dalam Indische Staatsblad 1916 No. 372 menetapkan terbentuknya wilayah pemerintahan “Keresidenan Timor dan teluknya” (Residentie Timor en onder Hoorig heden) dengan pusatnya di Kupang. Residentie Tomor terdiri dari 3 Afdeling (Timur ibukota Kupang, Flores ibukota Ende, Sumba ibukota Bima) dan 15 Order Afdeling NTT dan Negara Indonesia TimurTanggal 17 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan, semua wilayah jajahan Hindia Belanda dinyatakan bebas, namun pada saat itu bangsa Hindia Belanda terus berupaya untuk menguasai NTT. Berbagai perjuangan terus dilakukan oleh para pejuang kita untuk mempertahankan NTT dan mereka melibatkan diri melalui organisasi Partai Perserikatan Kebangsaan Timor, yang kemudian merubah namanya menjadi Partai Demokrasi Indonesia di Timor. Para tokoh-tokoh dalam partai PDI Timor terus berjuang ditingkat Nasional di NTT pada awal kemerdekaan sampai berdirinya Pemerintah Negara Indonesia Timor, Pemerintah Otonom NTT.Pada tahun 1946 terlaksananya Konferensi Malino, dimana para pejuang dari NTT menghadiri Konferensi tersebut dengan membawa tekad yang bulat yaitu “menuntut hak untuk menentukan nasib sendiri sekarang juga”. Para pejuang kita mengikuti kegiatan dimaksud adalah A.H Koroh, I.H Doko dan Th Oematan. Konferensi yang kedua dilaksanakan di Denpasar pada tanggal 20 Desember 1946 yang dihadiri oleh : I.H Doko, pastor Gabriel Manek dan Drs. A.Roti Dengan berpegang pada persetujuan Linggar Jati dan disetujui oleh Presiden RI dan Pemerintah RI, maka utusan-utusan dari Timor ikut membentuk Negara Indonesia Timor sebagai sarana untuk meletakan dasar pemerintahan yang berkedaulatan yang meliputi seluruh Indonesia kelak. Ketiga utusan tersebut juga dilantik menjadi Anggota Parlemen asal NTT yaitu I H Doko, G. Manek, Y.S Amalo dan B. Sahetapy – Angel, Tuga Sutama dari Anggota Parlemen adalah menyadarkan masyarakat tentang pentingnya kebebasan. Pada tahun 1949 atas nama menteri dalam Negeri NIT, I,H. Doko datang ke Kupang dan melantik daerah Timor dan badan pemerintahan yang terdiri Dewan Raja-Raja dan DPR dengan anggotanya sebanyak 30 orang. Lahirnya Propinsi Nusa Tenggara TimurDalam kekuasaan hukum HIT dengan Undang-Undang No. 44 tahun 1950, ketiga pulau besar yaitu Flores, Sumba, dan Timor dan pulau-pulaunya masing-masing merupakan daerah otonom. Pada Tahun 1950 berdasarkan peraturan pemerintah No. 21 tahun 1950 maka daerah-daerah Flores, Sumba, Timor, Sumbawa, Lombok dan Bali merupakan satu Propinsi Administratif dengan nama propinsi Sunda kecil. Nama Sunda kecil kemudian diganti dengan nama Nusa Tenggara. Pada tahun 1957 setelah berlakunya UU No. 1 tahun 1957 tentang pokok-pokok Pemerintahan Daerah dan dengan UU No. 64 tahun 1958 Propinsi Nusa Tenggara dibagi menjadi tiga daerah Swantantra Tingkat 1, yaiutu masing-masing Swantantra Tingkat 1 Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Daerah tingkat 1 Nusa Tenggara Timur meliputi bekas daerah pulau Flores, Sumba dan Timor dan Kepulauannya. Hasil terakhir diketahui bahwa Nusa Tenggara Timur hingga saat ini memiliki 566 buah pulau yang tersebar diantara 3 (tiga) buah pulau besar yaitu Flores, Sumba dan Timor yang biasa disapa “Flobamor” Demikian sejarahnya singkat terbentuknya Propinsi Nusa TenggaraTimur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar